Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah kelemahan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah yang sifatnya sementara. Sisi wajah yang terserang Bell’s palsy biasanya akan terlihat melorot. Umumnya, kondisi ini terjadi pada wanita hamil, pengidap diabetes, dan HIV. Kerusakan saraf pada wajah juga dapat menyebabkan berkurang atau hilangnya kemampuan wajah untuk berekspresi, gangguan produksi air mata dan rasa pengecap, serta mati rasa.
Gejala
Gejala yang biasa dikeluhkan yaitu :
- Kadang wajah terasa kaku
- Sensitif terhadap suara
- Berkurangnya daya pengecapan pada lidah
- Nyeri tajam di belakang telinga atau dari dalam telinga
- Berdenging di salah satu telinga atau keduanya
- Bagian mulut yang terpengaruh akan mudah berliur
- Mulut terasa kering
- Sakit kepala dan pusing
- Rasa sakit pada sekitar rahang
- Kesulitan untuk makan, minum, dan berbicara
- Kelumpuhan sebelah otot wajah bagian atas dan bawah, secara tiba-tiba. Pasien tidak dapat mengerutkan dahi, menutup kelopak mata, wajah tertarik ke arah sisi yang sehat
Penyebab
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab Bell’s palsy secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu. Selain itu, kelumpuhan juga disebabkan oleh peradangan infeksi virus, diperkirakan salah satu virus yang menyebabkan Bell’s palsy adalah virus herpes. Perlu diketahui bahwa Bell’s palsy tidak ada kaitannya dengan stroke. Berikut adalah beberapa penyebabnya pada wajah :
- Cedera karena operasi, kondisi ini umumnya terjadi saat operasi kelenjar parotid
- Cedera karena kecelakaan, terjadi karena luka robek pada dagu atau retak pada tulang tengkorak
- Kelumpuhan wajah turunan, kondisi ini terjadi pada anak yang terlahir dengan kelemahan atau kelumpuhan pada wajah
Faktor Risiko
Bell’s Palsy lebih terjadi pada :
- Orang berusia 15-60 tahun
- Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga
- Mereka yang mengidap diabetes atau penyakit pernapasan bagian atas seperti flu dan pilek
- Menderita infeksi pada paru-paru
- Memiliki riwayat keluarga dengan Bell’s Palsy (kerentanan genetik)
Komplikasi
Kasus ringan dari Bell’s palsy biasanya menghilang dalam sebulan. Penyembuhan dari kasus yang lebih berat melibatkan berbagai kelumpuhan total. Komplikasi termasuk :
- Kerusakan permanen pada saraf wajah
- Kebutaan sebagian atau seluruhnya pada mata yang tidak akan tertutup karena mata yang terlalu kering dan goresan pada kornea mata
- Pertumbuhan serat saraf yang tidak normal, menghasilkan kontraksi dari beberapa otot tanpa sadar ketika mencoba menggerakkan yang lainnya (synkinesis), sebagai contoh, ketika tersenyum, maka mata pada sisi yang terkena dapat menutup