Bronkiektasis

Bronkiektasis

Bronkiektasis merupakan kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan. Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir berlebih dan membuat paru-paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Penyakit ini dapat terjadi apabila jaringan dan otot yang mengelilingi bronkus (saluran napas menuju paru-paru) mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat dipicu karena berbagai penyakit seperti fibrosis, infeksi paru, pneumonia, tuberkulosis, dan penyakit autoimun seperti AIDS.

bronkiektasis

Gejala dan Tanda-tanda

Tanda dan gejala lain yang dapat timbul pada bronkiektasis adalah :

  • Suara mengi ketika bernapas
  • Sesak napas yang memburuk selama gejala kambuh
  • Nyeri dada
  • Batuk kronik harian
  • Batuk darah atau dengan dahak yang disertai darah
  • Nyeri pada persendian
  • Clubbing fingers (penebalan jaringan di bawah kuku yang membuat ujung jari menjadi berbentuk bulat)
  • Merasa kelelahan, terutama saat gejala kambuh
  • Demam dan/atau menggigil, biasanya muncul saat gejala kambuh
  • Penurunan berat badan
  • Infeksi saluran pernapasan berulang
  • Kulit yang membiru
  • Napas pendek dan cepat
  • Pneumonia atau paru-paru basah
  • Aspirasi
  • Campak

Penyebab

Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi ini, antara lain :

  • Allergic bronchopulmonary aspergillosis (sejenis alergi peradangan paru-paru)
  • Asam lambung
  • Infeksi HIV
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Penyakit rheumatologis (Rheumatoid arthritis)
  • Penyakit iritasi usus (penyakit Crohn’s dan kolitis ulseratif
  • Humoral immunodeficiency (kadar protein yang melawan infeksi rendah pada darah)
  • Penyakit autoimun
  • Fungsi sistem imun yang abnormal
  • Infeksi paru-paru, seperti karena pertusis atau tuberkulosis

Diagnosis Bronkiektasis

Berikut pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :

  • Bronkoskopi, untuk melihat apakah terdapat sumbatan atau perdarahan pada saluran pernapasan
  • Rontgen atau CT scan pada paru-paru, untuk melihat kondisi paru-paru dan saluran pernapasan
  • Pemeriksaan sampel keringat, untuk mengetahui kemungkinan bronkiektasis disebabkan oleh cystic fibrosis
  • Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
  • Pemeriksaan dahak, untuk mengetahui ada tidaknya bakteri atau jamur dalam dahak
  • Pemeriksaan skrining autoimun, untuk memastikan apakah bronkiektasis disebabkan oleh penyakit autoimun
  • Pemeriksaan fungsi paru-paru, menggunakan spirometri untuk melihat apakah bronkiektasis telah mengubah atau menurunkan fungsi paru
  • Tes cepat molekuler, untuk melihat adanya kemungkinan penyebab kuman tuberkulosis