Sambiloto

Sambiloto

sambiloto

Sambiloto adalah tumbuhan berkhasiat obat. Tumbuhan ini tingginya bisa mencapai 90 cm yang tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab atau di pekarangan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm.

 

SINONIM

Nama latin : Andrographis paniculata

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

 

NAMA LOKAL

  • Jawa : bidara, sadilata, sambilata, takila
  • Sunda : ki oray, ki peurat, takilo
  • Sumatera : pepaitan
  • China : chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian
  • Vietnam : xuyen tam lien, cong cong
  • India/ Pakistan : kirata, mahatitka
  • Inggris : creat, green chiretta, halviva, kariyat

 

SYARAT TUMBUH

a. Iklim

  • Ketinggian tempat : 1m-700 m di atas permukaan laut
  • Curah hujan tahunan : 2.000 mm – 3.000 mm/tahun
  • Bulan basah (di atas 100mm/bulan) : 5 bulan – 7 bulan
  • Bulan kering (di bawah 60mm/bulan) : 4 bulan-7 bulan
  • Suhu udara : 25 C – 32 C
  • Kelembapan : sedang
  • Penyinaran : sedang

 

b. Tanah

  • Tekstur : berpasir
  • Drainase : baik
  • Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah
  • Kedalaman air tanah : 200 cm – 300 cm dari permukaan tanah
  • Keasaman (pH) : 5,5 – 6,5
  • Kesuburan : sedang – tinggi

 

c. Pedoman Bertanam

  • Pengolahan tanah

Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm

  • Persiapan bibit

Biji disemaikan dalam kantong plastik

  • Penanaman bibit

Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam

 

PEMANFAATAN

Bagian yang digunakan yaitu herba, dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong kemudian dikeringkan.

INDIKASI

Sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi :

  • hepatitis
  • infeksi saluran empedu
  • tifoid
  • influenza
  • diare
  • radang amandel
  • abses paru
  • radang paru
  • radang saluran napas
  • radang ginjal akut
  • radang telinga tengah
  • radang usus buntu
  • sakit gigi
  • demam
  • malaria
  • kencing nanah
  • kencing manis
  • batuk rejan
  • sesak napas
  • darah tinggi
  • kusta
  • leptospirosis
  • keracunan jamur
  • tumor paru, dll

 

CARA PEMAKAIAN

Herba kering sebanyak 10 – 20 gr direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari, 4-6 tablet. Sedangkan untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti gigitan ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

 

CONTOH PEMAKAIAN

  • Tifoid

Daun sambiloto segar sebanyak 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.

  • Disentri, diare, radang paru, radang saluran napas

Herba kering sebanyak 9-15 gr direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

  • Influenza, sakit kepala, demam

Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 gr diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus. Lakukan 3-4 kali sehari.

  • TB paru

Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini lalu diminum dengan air matang. Sehari 2-3 kali, setiap kali minum 15-30 kapsul.

  • Kencing manis

Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @3/4 gelas.

 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS

Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. Efek farmakologis yaitu sebagai antiradang, penurun panas, meredakan rasa sakit, penawar racun, menghilangkan bengkak, dan lain-lain.

 

KANDUNGAN KIMIA

Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersih, dan damar. Flavotioid diisiolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mono-0-metilwithin, dan apigenin-7,4-dimetileter. Zat aktif anfrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik).